Musim kemarau panjang kembali melanda wilayah Rembang, hampir sama seperti tahun lalu. Hujan yang tidak kunjung tiba dalam beberapa bulan terakhir mengakibatkan beberapa wilayah di kabupaten Rembang mengalami kekeringan, salah satunya adalah desa Ketangi Kecamatan Pamotan. Tahun kemarin Ketangi juga mengalami persoalan yang sama di musim kemarau panjang yaitu kekeringan. Empat buah sumur dalam milik desa yang dikelolal PAMSIMAS tidak mampu lagi menyediakan air untuk warga, ungkap Istining sebagai sekdes. Desa ketangi memiliki empat Padukuhan yaiutu Dukuh Ropoh, Dukuh Karang Wetan, Dukuh Karang Kulon, dan Dukuh Plukisan. Untuk memenuhi kebutuhan air sehari-hari warga mengandalkan beberapa sumur tua yang masih memiliki air walaupun debit air memang sangat tidak mencukupi. Padukuhan plukisan misalnya, banyak sumur bor yang macet dan tak keluar airnya, tinggal satu sumur gali peninggalan Mbah Samingun yang keluar airnya. Siang sampai dengan malam sumur tersebut dijaga masyarakat plukisan demi mendapatkan kebutuhan air bersih, bahkan saya sendiri ikut merasakan antrian air selama 3 jam demi 2 blung/jeligen air bersih, ungkap Rukin sebagai Bayan Plukisan. Kenapa dan bagaimana yang dulunya plukisan setiap musim kemarau selalu di kunjungi dusun2 lain seperti dusun ropoh, dusun ketangi Timur dan dusun karangmojo untuk mengambil air bersih, roda telah berputar, Kekuasaan alloh telah tampak, imbuhnya. Sebagai inisiatif awal, kemarin jumat 30 agustus Istining sebagai sekdes ketangi secara pribadi membeli air di PDAM Rembang sebanyak dua tangki dan membagikannya kepada warga dukuh Ropoh dan Plukisan. Harapannya dengan inisiatifnya itu masyarakat tergerak dan peduli dengan lingkungan dan keadaan disekitarnya. Sebagai perangkat desa kita harus memberi contoh yang baik, termasuk urusan air sebagai hajat hidup orang banyak imbuhnya. Hal ini juga langsung mendapat sambutan positif dari PDAM Rembang, pihak PDAM menyarankan kepada desa untuk segera mengirimkan surat permohonan bantuan air bersih untuk warga desa Ketangi agar bantuan segera diluncurkan. Harapanya ke depan perangkat desa dan pemerintah desa lebih bisa responsif menghadapi persoalan yang menjadi prioritas kebutuhan masyarakat.